Tak kenal maka tak sayang. Begitulah pepatah yang biasanya kita dengar dan tentu saja mempunyai makna yang begitu kuat. Sederhananya adalah semua orang akan merasa tidak dihargai/di anak tirikan/di bedakan ketika orang lain lupa akan nama anda, apalagi mereka yang lupa adalah teman anda. Lalu bagaimana dengan Desa Tegalwangi? Pernahkah anda tahu desa ini? Sebenarnya anda sering melihat salah satu produk dari desa ini, yaitu jeruk. Ketika anda tinggal di daerah Jember dan sering melintas di kawasan Trunojo maka di pinggir jalan tersebut anda akan menemukan penjual buah yang menjajakan buah jeruk Semboro. Lalu, percayakah anda bahwa sebenarnya buah jeruk tersebut adalah asli dari desa Tegalwangi? Ya, that is true. Sebenarnya buah jeruk tersebut adalah produksi dari Desa Tegalwangi.
Tegalwangi adalah sebuah desa yang terletak di kecamatan Umbulsari, kabupaten jember, provinsi Jawa Timur. Desa ini berbatasan dengan desa Paleran disebelah utara, desa Karangsono disebelah timur, desa
Karangduren disebelah selatan, dan desa Umbulsari disebelah barat. Berada di tengah, paling tidak itulah yang menjadi ciri khas dari letak desa ini.
Desa ini terdiri dari 3 dusun, yaitu dusun Krangkongan, dusun Jatilawang, dan dusun Jatisongo. Uniknya setiap dusun mempunyai kekhasan sendiri dalam menunjukkan jati dirinya masing-masing. Seperti di dusun Krangkongan yang kaya akan jiwa seninya yaitu seni Kethoprak dan maju dalam pengembangan pendidikanya. Adapula dusun Jatilawang dan jatisongo yang terkenal akan produksi pertaniannya yang berupa buah Jeruk (walaupun sedikit banyak di klaim sebagai jeruk Semboro).
Kecil-kecil cabe rawit, pepatah itu mungkin sedikit banyak dapat mewakili keberadaan desa ini. Karena bagaimanapun juga desa ini bisa dibilang desa yang mungil dari segi cakupan wilayah. Akan tetapi hal tersebut tidak mengecilkan nyali para penduduknya untuk berkarya. Petani-petani jeruk dan kelengkeng di wilayah ini merupakan petani yang handal. Bayangkan saja, buah jeruk hasil produksi Tegalwangi telah dikirim di berbagai wilayah Jawa Timur, seperti Banyuwangi, Lumajang, Situbondo, Bali, bahkan sampai Surabaya. Adapun produksi buah kelengkeng yang seharusnya bisa menjadi underdog dari produksi buah jeruk.
Dalam peternakanpun Desa Tegalwangi juga bisa dibilang telah mumpuni. Produksi ikan gurame dan lele misalnya, peternak-peternak ini dalam satu tahun bisa menghasilkan 10 ton ikan gurame maupun lele. Tak pelak hal ini cukup menggelitik ketika potensi-potensi seperti ini tidak diperhatikan oleh pemerintah pusat. Karena potensi seperti di desa Tegalwangi ini sebenarnya dapat dikembangkan menjadi sesuatu yang berbeda dengan wilayah yang lain. Misal, Desa Tegalwangi bisa menjadi desa tujuan wisata kebun jeruk. Atau desa Tegalwangi bisa menjadi salah satu desa percontohan pembibitan dan pengembangan ikan gurame ataupun
lele.
0 komentar:
Posting Komentar