This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Minggu, 25 Agustus 2013

Batik “ANGKRANG” Asli Tegalwangi


Pengakuan UNESCO terhadap batik sebagai warisan budaya Indonesia sebagai warisan budaya yang tercatat bersama wayag Indonesia, keris Indonesia dan Batik Indonesia. Ketiganya masuk di dalam "The Representative List of the Intangible Culture Heritage of Humanity." Pengakuan Batik sebagai warisan budaya oleh UNESCO juga disambut oleh pemerintahdengan penetapan Hari Batik Nasioanal pada Tanggal 2 Oktober. Hal-hal seperti diatas menyebabkan penggunaan batik semakin menjadi trend di masyarakat Indonesia. 

Permintaan Batik yang meningkat juga di respon oleh masyarakat utamanya para pengrajin dan pemerintah untuk mengembangkan industri batik sebagai salah satu jalan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Pemerintah dan swasta merespon dengan cara melakukan pelatihan batik melalui Departemen Tenaga Kerja, BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dan swasta, yang rupanya di respon baik oleh masyarakat. Salah satunya Bu Sukati yang pernah mengikuti pembuatan batik di salah satu anak perusahaan BUMN yaitu PTPN 12 cabang Banyuwangi. Yang kemudian pelatihan tersebut cukup berguna ketika suami beliau pensiun dan pulang kampung ke dusun Krangkongan, Desa Tegalwangi.

Di dusun Krangkongan Desa Tegalwangi beliau mulai mengembangkan usaha sebagai usaha sampingan yang baru 6 bulan pulang kampung. Tetapi usaha beliau ini kemudian dilirik oleh ibu ketua PKK ( Bu Kades) sebagai lumbung emas baru di Desa Tegalwangi yang mayoritas masyarakatnya bekerja di bidang pertanian, sebagai industri rumahan yang mampu meningkatkan perekonomian keluarga. Ibu Ketua PKK juga merespon dengan memasukkan beliau dalam salah satu DAMA (Dasa Wisma) yang ada di Desa Tegalwangi. Hal serupa juga di repon oleh mahasiswa KKN kelompok 16 Universitas Jember Gelombang II TA. 2012/2013, yang menjadikan DAMA ini menjadi salah satu POSDAYA yang berbasis pada industri batik.

Memang industri batik baru ini belum berkembang baik, tetapi kedepannya bahkan Bu Sukati berkeinginan melakukan pelatihan kepada anggota DAMA tersebut untuk memproduksi batik. Karena nilai pendapatannya juga cukup besar yaitu sebesar Rp 75.000,00 -Rp 50.000,00 / potong. Selain itu Bu Sukati mulai mengembangkan motif batik antara lain motif batik jeruk yang merupakan hasil pertanian di Desa Tegalwangi dan Batik Krangkongan (tanaman rambat du sungai) sendiri.

Kedepannya Bu Sukati yang di dukung oleh masyarakat sekitar ingin industri batik ini menjadi industri batik rumahan yang cukup menggiurkan untuk mengisi waktu luang ketika mengolah lahan pertanian, selain nantinya akan memberikan dampak ekonomi berupa masukan tambahan bagi setiap keluarga. Selain itu Bu Sukati ingin memiliki merk sendiri untuk Industri Batiknya ini yaitu Batik ANGKRANG (Arek Krangkongan). Berbicara pengembangan Batik ANGKRANG akan di lanjutkan pada bab selanjutnya.