This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Rabu, 24 Juli 2013

Desa Tegalwangi

Tak kenal maka tak sayang. Begitulah pepatah yang biasanya kita dengar dan tentu saja mempunyai makna yang begitu kuat. Sederhananya adalah semua orang akan merasa tidak dihargai/di anak tirikan/di bedakan ketika orang lain lupa akan nama anda, apalagi mereka yang lupa adalah teman anda. Lalu bagaimana dengan Desa Tegalwangi? Pernahkah anda tahu desa ini? Sebenarnya anda sering melihat salah satu produk dari desa ini, yaitu jeruk. Ketika anda tinggal di daerah Jember dan sering melintas di kawasan Trunojo maka di pinggir jalan tersebut anda akan menemukan penjual buah yang menjajakan buah jeruk Semboro. Lalu, percayakah anda bahwa sebenarnya buah jeruk tersebut adalah asli dari desa Tegalwangi? Ya, that is true. Sebenarnya buah jeruk tersebut adalah produksi dari Desa Tegalwangi.

Tegalwangi adalah sebuah desa yang terletak di kecamatan Umbulsari, kabupaten jember, provinsi Jawa Timur. Desa ini berbatasan dengan desa Paleran disebelah utara, desa Karangsono disebelah timur, desa Karangduren disebelah selatan, dan desa Umbulsari disebelah barat. Berada di tengah, paling tidak itulah yang menjadi ciri khas dari letak desa ini.

Desa ini terdiri dari 3 dusun, yaitu dusun Krangkongan, dusun Jatilawang, dan dusun Jatisongo. Uniknya setiap dusun mempunyai kekhasan sendiri dalam menunjukkan jati dirinya masing-masing. Seperti di dusun Krangkongan yang kaya akan jiwa seninya yaitu seni Kethoprak dan maju dalam pengembangan pendidikanya. Adapula dusun Jatilawang dan jatisongo yang terkenal akan produksi pertaniannya yang berupa buah Jeruk (walaupun sedikit banyak di klaim sebagai jeruk Semboro).

Kecil-kecil cabe rawit, pepatah itu mungkin sedikit banyak dapat mewakili keberadaan desa ini. Karena bagaimanapun juga desa ini bisa dibilang desa yang mungil dari segi cakupan wilayah. Akan tetapi hal tersebut tidak mengecilkan nyali para penduduknya untuk berkarya. Petani-petani jeruk dan kelengkeng di wilayah ini merupakan petani yang handal. Bayangkan saja, buah jeruk hasil produksi Tegalwangi telah dikirim di berbagai wilayah Jawa Timur, seperti Banyuwangi, Lumajang, Situbondo, Bali, bahkan sampai Surabaya. Adapun produksi buah kelengkeng yang seharusnya bisa menjadi underdog dari produksi buah jeruk.

Dalam peternakanpun Desa Tegalwangi juga bisa dibilang telah mumpuni. Produksi ikan gurame dan lele misalnya, peternak-peternak ini dalam satu tahun bisa menghasilkan 10 ton ikan gurame maupun lele. Tak pelak hal ini cukup menggelitik ketika potensi-potensi seperti ini tidak diperhatikan oleh pemerintah pusat. Karena potensi seperti di desa Tegalwangi ini sebenarnya dapat dikembangkan menjadi sesuatu yang berbeda dengan wilayah yang lain. Misal, Desa Tegalwangi bisa menjadi desa tujuan wisata kebun jeruk. Atau desa Tegalwangi bisa menjadi salah satu desa percontohan pembibitan dan pengembangan ikan gurame ataupun
lele.

Rabu, 17 Juli 2013

MOS Mts Walisongo


Masa Orientasi Siswa atau yang biasa disebut dengan MOS setidaknya telah terdengar familiar dikalangan siswa-siswi Sd, SMP maupun SMA. Tujuan dari pada diadakannya kegiatan MOS adalah membentuk karakter siswa yang lebih kuat, tangguh dan yang paling penting adalah pengenalan kehidupan sekolah baru.

Pada hari Kamis (18/07/2013), lingkungan kantor Kepala desa Tegalwangi tidak begitu lengang seperti biasanya. Hal ini karena ada kegiatan MOS yang diadakan di pelataran kantor kepala desa. Terdengar tawa ceria siswa-siswi MTS Walisongo yang terdengar sangat semangat. Begitu pula mahasiswa KKN dari Unej yang sedikit banyak membantu pelaksanaan kegiatan.

Sedikitnya ada 8 mahasiwa KKN, 4 Guru pendamping dan 60 siswa yang ikut andil dalam pelaksanaan kegiatan. Isi dari kegiatan MOS ini adalah materi-materi ringan yang disampaikan oleh mahasiswa dan permainan yang membutuhkan kekompakan, kecerdikan, dan kreatifitas peserta. Setidaknya membutuhkan waktu sekitar 4 jam untuk menyelesaikan seluruh agenda kegiatan. Walaupun waktu yang dimanfaatkan terbilang lama, tetapi karena materi dan permainkan sangat menyenangkan maka sangat tidak terasa waktu berjalan begitu cepat.

Seperti yang telah dibahas bahwa kegiatan MOS ini merupakan kegiatan tahunan yang rutin dilaksanakan. Dari semua inti acara pada kegiatan MOS kali ini adalah semangat belajar yang ditanamkan mahasiswa KKN Unej. Mengingat begitu banyak remaja desa Tegalwangi yang memiih bekerja dari pada melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Jumat, 12 Juli 2013

Pembagian Raskin

Tegalwangi (12/07/2013). Pada hari kamis lalu beberapa orang berkumpul di Balai desa Tegalwangi. Tujuan daripada berkumpulnya mereka adalah menunggu datangnya truk-truk pembawa beras untuk rumah tangga miskin atau yang biasa disebut dengan Beras Raskin. Satu per satu dari masyarakat yang berkumpul di balai desa mulai merapat dan mengakrabkan diri dengan yang lain. Tak pelak suasana kekeluargaan terbentuk dengan sendirinya.

Pukul 10.00 pagi truk-truk pembawa beras akhirnya datang. Kurang lebih sekitar 3 truk datang dengan membawa beras yang nantinya kurang lebih untuk 15 RW yang ada di desa Tegalwangi. Penanggung jawab dari acara pembagian beras ini adalah kaur desa dan dibantu oleh Bp. Munir selaku perangkat plus beberapa mahasiswa KKT Unej yang kebetulan berada di Balai desa. Pihak kepolisianpun juga tak ingin ketinggalan. Demi ketertiban dan kelancaran acara, kepolisian sektor Umbulsari menerjunkan tiga personil untuk mengamankan balai desa.